Jumat, 22 Agustus 2008

Pengantar Edisi 7/2008

Ngobrolin TV yuk. Apa yang ada di benak kita kalo bicara tentang televisi? Langsung deh kita mengingat sekian banyak judul sinetron. Ya kan? Sebenernya nonton TV gak salah kok coz dengan begitu kita jadi tahu apa yang tengah terjadi di dunia. Banyak acara yang memberikan info dan pengetahuan dan gak hanya membuai khayalan kita. Tinggal pinter-pinter aja kita milihnya. Tetapi gak bisa dipungkiri beberapa (banyak?!) acara TV kita yang memang mengundang sorotan dari pihak-pihak yang merasa peduli dengan perkembangan acara TV, semakin kesini kok semakin....So, gimana dunk biar keberadaan TV gak merugikan, kan kita pasti ketemu TV dari mulai bangun tidur sampe mo tidur lagi?Apalagi budaya nonton TV sepertinya juga menggeser budaya baca. Ya atau ya? Lets read.


Tahukah kau, kita diatur oleh TV?
(Jim Morisson)

Jika tiap orang meminta kedamaian bukannya televisi, maka kedamaian akan terwujud.
(John Lennon)

Label:

Sorot Edisi 7/2008 - TV dan Pembentukan Kepribadian

Sebagai media hiburan dan komunikasi, kehadiran TV agaknya disambut antusias oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Gak terkecuali, generasi penerus bangsa juga ikut larut dalam “alam maya” (film dan laen-laen) yang seringkali disuguhkan sebagai acara TV seperti sinetron, kartun, dan sebagainya. Suguhan acara yang begitu banyak, bikin semua orang -gak terbatas umur anak anak, orang dewasa maupun orang tua,- masih nyempatin diri nonton TV.

But kemudian, yang jadi permasalahan di sini adalah ketika acara TV telah ikut andil dalam membangun sifat, sikap, karakter, dan pola hidup masyarakat Indonesia khususnya generasi muda kita, apa yang kudu dilakukan sekarang? Ironisnya sekarang ini sebagian besar dari acara TV sarat mengandung kekerasan, pola hidup hura-hura, dan yang sedang hangat-hangatnya adalah pornografi dan pornoaksi.

Misal nih, mengenai acara goyang bersama yang sering banget disajikan secara live di TV, acara film yang termasuk kategori +17 th or film yang penuh dengan adegan-adegan gak senonoh seperti; cium-ciuman, berpelukan, yang seringkali dikatakan ‘hot’ (panas; membuat timbul gairah nafsu). Ngeliat kenyataan yang kayak gini tentunya adalah kewajiban bersama buat melindungi diri generasi penerus bangsa ini dari dekadensi moral dan kecenderungan kepada hedonisme (waduw, bahasanya kok susah, mbak, mas...).
Kehebatan TV dalam menyerap “penggemarnya” pernah diteliti oleh seorang ilmuwan Amerika dan Kanada. Hasilnya? Mencengangkan, teman-teman. Menurut mereka dampak dari terlalu sering menonton TV banyakan negatifnya ketimbang positifnya. Buktinya nih:
1. Bahwa informasi/program yang tersaji melalui media visual, kurang lebih sebanyak tujuh puluh persen berdampak negatif bagi generasi bangsa. Tujuh puluh persen, bayangin deh. Ini berarti mayoritas acara TV gak layak ditonton masyarakat. Tetapi ini bukan berarti sebuah usaha menyamaratakan bahwa seluruh acara TV itu gak layak tonton, Tidak! Tetapi ini sebagai peringatan aja kok bagi para pembuat film agar lebih berhati-hati dan bijaksana.
2. Dalam uji coba terhadap beberapa anak usia remaja, disimpulkan bahwa rata-rata waktu yang digunakan seorang anak untuk nonton TV adalah tiga puluh satu jam per minggu atau sekitar empat jam per hari. Artinya, TV gak lagi sebagai media hiburan, tapi cenderung dah jadi bagian hidup yang gak bisa dipisahin. Beberapa ahli mengistilahkannya dengan “kecanduan TV”.
3. Diketahui bahwa anak yang terlalu asyik nonton TV akan kurang dapat bergaul dengan baik dalam masyarakat. Dan kecenderungan dari mereka adalah meniru karakter-karakter yang cenderung “TIDAK BAIK” dari para pemain di acara TV. Misal saja tentang adegan kekerasan, penipuan, dan bahkan pembunuhan. Pernah kejadian, fakta nih ya, di sebuah daerah di Jawa Tengah (sengaja tidak disebutkan secara detail), di mana seorang bocah tega mengakhiri hidupnya dengan gantung diri karena sering dimarahi orang tuanya. Bagi masyarakat umum tentunya ini kan sebuah kejanggalan. Mengapa seorang bocah kecil kok punya inisiatif mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Pertanyaannya kemudian, dari mana coba, ia belajar cara bunuh diri tersebut. Apakah keluarga yang mengajari, atau masyarakat, atau malah dari film yang disajikan dalam TV?
4. Anak yang suka nonton TV akan kurang senang untuk membaca, coz pada dasarnya ketika menonton TV si anak kurang begitu mengfungsikan otak. Ia cenderung memakai indra penglihatnya (ya iyalah mas, mbak, masa nonton TV merem seh? Ssstt.. kamu lho yang bilang..)

Dari beberapa bukti di atas, seharusnya kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia mempunyai kewajiban untuk memproteksi diri dan orang lain terhadap acara-acara yang disajikan TV. Maka kalo kita masih menerima kehadiran TV dalam kehidupan kita sebagai media hiburan, kita harus pandai-pandai menjaga diri dan menyaring setiap program yang disiarkan darinya. Ada beberapa usaha yang bisa dilakuin sbb:
1. Jelas, ngurangin nonton TV.
2. Memilih saluran TV yang nyajiin program bagi seluruh umur.
3. Mengambil hikmah yang terkandung dalam setiap acara TV.
4. Dalam kehidupan sehari-hari, khususnya untuk orang tua harus selalu menciptakan perilaku diri sesuai norma-norma yang berlaku agar nantinya bisa dijadikan teladan buat sang anak.
5. Belajar berfikir seobyektif mungkin, and jangan suka berkhayal.
6. Sebagai manusia beragama, tentunya lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan lebih serius lagi dalam belajar ilmu agama. Karena dengan ilmu agama, manusia dapat terbimbing and mampu memisahkan antara al Haq dengan al Bathil (jawa: wewaler).
Menurut Samsul Munir Amin, diakui atau gak, semenjak berkembangnya peranan media elektronik dan informasi, dunia semakin menjadi kosmopolitan dan manusia saling mempengaruhi dalam berbagai hal perilaku. Dan media informasi seperti TV seringkali menjadi media jitu untuk usaha nyebarin pengaruh tersebut (serius ya..). Makanya dalam menyikapi adanya realita ini, dibutuhkan kecerdikan, pemikiran, dan pemahaman yang luas, gak kolot, and sesuai dengan tuntutan zaman.

Bila ditinjau melalui konteks dakwah agama, sebenernya TV bisa dijadiin sebagai media efektif dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan. Sebab pesan-pesan yang disampaiin gak hanya diterima oleh masyarakat-masyarakat tertentu saja, melainkan dalam skala lebih besar yaitu seluruh negara atau bahkan dunia, bisa nerima pesan-pesan tersebut. Hanya sekarang permasalahannya adalah gimana respon dan kebijaksanaan dari produser film itu sendiri. Tetapi semoga mereka bisa mengerti.***

(M. Zaairul Haq, penulis buku Keajaiban Cinta, dalam waktu dekat akan meluncurkan bukunya yang terbaru, Syair Tombo Ati)




TEMA EDISI DEPAN:

Handphone, gaya hidup atau kebutuhan?


Hampir semua orang punya atau paling gak bisa mengoperasikan handphone. Terus, apa masalahnya? Nah, handphone kayaknya sudah bukan soal kebutuhan, tapi tentang life-style, trend, and gaya-gayaan. Ayo donk tulis isi hati kalian tentang fenomena ini. Kirim, dan tunggu namamu muncul di Prasasti. Ciao.

Label:

Kata Kamoe Edisi 7/2008

Televisi, Tontonan Ideal?

Setiap hari segudang acara di TV bisa kita saksikan, mulai dari film kartun, sinetron, kontes adu bakat, infotainment, dan sebagainya. Tentunya hal itu menimbulkan beragam tanggapan dari masyarakat. Apakah TV saat ini bisa menjadi tontonan yang ideal ?

Siti Muthmainnah (19) mahasiswa S1 PGSD UNY mengatakan bahwa TV saat ini sudah tidak ideal lagi. Televisi sekarang hanya menitikberatkan komersialitas TV itu sendiri, yaitu menyuguhkan hal-hal yang hedonis semata. akan tetapi mungkin menurut sebagian masyarakat tayangan TV yang seperti itu dibutuhkan untuk sekedar meneghilangkan penat akibat dari kesibukan walaupun tayangan itu tidak ideal. Oleh karenanya, menurutnya lagi kita tidak harus sama sekali tidak menontonnya, karena tidak semua acara TV hanya menyuguhkan hal-hal yang hedonis, toh dengan TV kita bisa memperoleh informasi yang aktual, asal kita selektif.

Menurut Lisda Eka Pratiwi (16) siswi kelas 3 SMP 1 Pengasih,dalam nonton TV yang penting kita melihat yang baik-baik karena tidak semua tayangan TV itu jelek. "Acara seperti AFI, KDI kan bisa untuk membuka kesempatan bagi yang berbakat, jadi masih ada yang bagus" ungkapnya. Yang penting sikap selektif dan kreatif dalam menonton TV, seperti menonton berita dan ketika menonton hanya untuk hiburan saja.

Sementara Mardani (36) kiai muda di desa Argosari, Samigaluh, mengatakan bahwa masalah yang satu ini memang sudah tidak ideal lagi untuk kalangan tertentu, contoh untuk anak-anak, ataupun kalangan masyarakat yang ingin menyalahgunakan dengan meniru adegan-adegan TV. Tetapi tidak semua acara tv menyuguhkan hal-hal yang tidak baik, yang perlu kita tonton adalah yang positif-positif saja, dan acara yang kurang baik bisa diperbaiki penayangannya (jam tayang. red) sehingga bisa diterima semua kalangan, saling instropeksi antara stasiun TV dan kita sebagai masyarakat mengambil yang bermanfaat saja.

Drs. Kasdiyono (48) Ketua DPRD Kulon Progo mengungkapkan, TV sudah tidak bisa lagi menjadi media edukasi; "banyak acara-acara yang mengganggu proses pendidikan terhadap anak". Banyak tayangan yang memberi gambaran terhadap masyarakat sehingga tergesa-gesa dalam mengambil keputusan tanpa melalui proses yang benar, tanpa melalui upaya yang maksimal. Sebagai contoh iklan yang hanya untuk kalangan menengah keatas, atau film yang hanya membawa anak kealam fantasi sehingga pemikirannya menjadi imajiner.Walaupun begitu,kita tidak boleh sama sekali untuk tidak menonton TV, karena kita tidak boleh gagap iptek. Harus ada pengaturan dan pengendalian dari suatu lembaga yang independen yang mensortir acara-acara tersebut sehingga acara TV bisa sesuai dengan tujuan berbangsa dan bernegara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan agar TV tidak merusak mekanisme edukasi harus ada upaya penyadaran dari masyarakat yaitu dimulai dari himpunan pemirsa TV yaitu keluarga, karena dalam hal ini peranan orang tua sangat dominan, Dengan begitu mind set masyarakat tidak akan terbawa oleh settingan TV yang memang penuh dengan berbagai kepentingan.

Label:

Gurat Edisi 7/2008

Untitled

Lintang Selatan


Dalam segenap waktu perkenankanlah aku
menulis kisahkisahmu di syairku
pancaran-pancaran rahasia keluar dari hatiku
maka perkenankanlah pula
segenap indraku melukismu.



Lihat, Dengar dan Berpikirlah!!!

Moellah Ni'amy


Apa yang kan dilakukan seorang buta
Ketika dihadapkan pada tubuh indah seorang gadis
Padahal ia tak mampu melihat
Dengarlah!
Apa yang akan dikatakan seorang tuli
Saat ia diperdengarkan sebuah alunan musik yang merdu
Bahkan ia tak mengenal apa itu nada
Pikirkanlah!!
Langkah apa yang bisa ditempuh seorang dungu
Ketika ia dipaksa memecahkan sebuah teka-teki
Sedang tak satu pun ide muncul dalam benaknya
Jawablah!!!
Apa yang harus dikatakan oleh si bisu
untuk menjelaskan semua ini...

Bendungan, 22 Mei 2008



Arti Sahabat

Laila Sofiana


Jika dengan cinta kita tak saling bahagia
Jika dengan sayang kita tak saling menyapa
Jika rindu kita tak saling senyum
Maka teman...
Adalah labuhan yang bisa melebarkan sayapnya tuk kita
Karena teman...
Jika itu benar-benar murni akan menerima kita
dengan segala senyum dan air mata
serta tangis tawa kita
Kita kan selalu bersama kapanpun dan dimanapun
adanya dalam sebuah persahabatan

Kotagede, 24 Mei 2008







Lintang Selatan, nama pena dari Hendri Sulistya, penyair yang cukup aktif dalam komunitas Lumbung Aksara dan terlibat dalam pementasan teater Mei lalu. Sekarang menjadi lay-outer baru Prasasti.


Moellah Niamy,
anak ketujuh dari delapan bersaudara, nyantri di ponpes Al-Munawwir Krapyak, Yogya. Masih kuliah di UIN SUKA, emailnya boss_inam@yahoo.com.

Laila Sofiana, kelahiran Blitar 14 Mei 1986, tinggal di PP. Nurul Ummah Kotagede, masih kuliah di sebuah universitas di Yogya.

Label:

Pengantar Redaksi Edisi 6/2008

Hi semua, bagaimana persiapan menghadapi UAN? Buat temen-temen yang masih di bangku sekolah nih, tentunya ada persiapan-persiapan tertentu. Belajar dunk, jelas. Tapi bagaimana sih biar belajar jadi menyenangkan dan efektif, dan yang jelas gak kepikir-lah buat bikin contekan (hari gini? Gak malu apa sama teknologi? Hehe.. apa hubungannya ya?). Coba saja deh dipikir, nyontek tuh kan udah zamannya nenek moyang kita gitu loh, masa di zaman cyber gini masih mo nyontek juga? Ketinggalan zaman kan?

Kali ini ada temen Prasasti yang ngasih kiat-kiat asik biar belajar jadi asik juga. Yang jelas, sekali lagi, jauh dari yang namanya nyontek atau curang-curangan. Kalaupun ada contoh curang-curangan yang dilakukan pemimpin-pemimpin kita, biarlah itu menjadi kewajiban mereka untuk mempertanggungjawabkannya kelak and gak usah ditiru kali ya yang begitu-begitu. Ayo, kita jujur dimulai dari diri sendiri, membuat peraturan buat diri sendiri biar tahu kemampuan kita yang semurni-murninya. Ciee... Yuk, baca. Sumpah, gak rugi loh baca ini.



Bersikap jujur adalah yang terbaik. (Benjamin Franklin)

“ Cogeto ergo sum” Aku berpikir maka aku ada. (Descartes)

Label:

Sorot Edisi 6/2008 - UAN : Siapa Takut?!

Apa kabar guys ?! Wah, waktu berjalan cepat ya? Sepertinya baru kemarin kita menginjak bangku sekolah, tak terasa sudah mau UAN. Sebuah ujian akhir yang akan menentukan kelulusan kita. Kelulusan yang menjadi modal penting untuk memulai langkah kita selanjutnya : meneruskan ke jenjang pendidikan lebih tinggi atau mencari pekerjaan ( bagi temen-teman SMU yang ngga ngelanjutin kuliah). So...terlepas dari kontroversi yang melingkupinya, biarlah itu menjadi wacana pemimpin-pemimpin kita yang berkompeten, UAN adalah sesuatu yang sangat penting bagi kita. Sudah seharusnyalah kita mempersiapkannya dengan serius.

Bagi sebagian siswa UAN adalah momok yang sangat menakutkan. Sudah kebayang dalam pikiran kalo soal-soal UAN itu sangat sulit. Bagaimana nanti kalo tidak lulus ? Bagaimana nanti kalo harus mengulang lagi ? Bagaimana nanti kalo ijasah yang kita terima cuma bertuliskan Paket B atau Paket C ? Bagaimana dengan masa depan kita nanti ? Bagaimana kalo ortu marah ? Banyak cerita mengerikan tentang UAN disekitar kita.

UAN bukanlah sesuatu seperti yang dibayangkan banyak siswa itu. Aku mempunyai kiat-kiat jitu dalam menghadapinya. Mau tau lebih lanjut hal-hal seputar UAN dan kiat-kiat menghadapinya tersebut? Sabar. Berikut ini akan aku bahas satu per satu. Mungkin nanti juga bermanfaat buat teman-teman semua. Gratis kok, ngga usah bayar. Asal paham dengan kosakataku yang agak amburadul ini...hehe. Maklum wong ndeso ( wah jadi buka rahasia ni...)

Sebenarnya kalo kita sudah terbiasa disiplin membagi waktu antara belajar, bermain dan mengerjakan pekerjaan-pekerjan rumah (membantu orang tua de el el) UAN tidak terlalu menjadi hal yang berat bagi kita. Toh, yang keluar nanti adalah soal-soal yang mata pelajarannya selalu kita pelajari sehari-hari. Lain kalo sehari-hari yang ada dalam pikiran kita hanya bermain, ngegame, atau nonton tv. Wajah selebritis dan cerita sinetron yang mengharu biru pastinya yang nyantol dalam otak kita.

Nah, ini dia kiat pertama dalam menghadapi UAN : disiplin dalam membagi waktu untuk belajar.

Mungkin teman-teman berpikir yang dimaksud disini adalah menyisihkan waktu sebanyak-banyaknya untuk belajar terus menerus tiada henti. Eit...tungu dulu. Bukan itu. Disiplin disini artinya kita harus konsisten membagi waktu antara belajar dan mengerjakan hal-hal lain. Jadi bukan berarti kita terus menerus belajar, mengurung diri di dalam kamar, tanpa mempedulikan hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Nanti malah disindir kuper oleh teman-teman kita yang lain. Ya...ngga??

Aku jadi teringat nasehat guruku beberapa waktu yang lalu. Belajar yang efektif itu adalah sedikt demi sedikit tetapi ajeg. Itu akan lebih masuk ke otak kita daripada belajar wayangan semalam suntuk atau bahasa kerennya sks (sistem kebut semalam). Niscaya hanya rasa lelah dan kantuk waktu ujian yang akan kita dapat jika sistem sks yang kita pakai.

Satu lagi tentang metode belajar ini yang perlu diperhatikan adalah mencari waktu yang tenang dan kondusif untuk belajar. Kalo aku pribadi, sebagai orang muslim, waktu yang kondusif itu adalah pada dini hari sehabis sholat tahajjud. Di saat itu orang-orang kebanyakan tertidur pulas sehingga suasana hening dan sepi, pikiran menjadi tenang dan yang kita pelajari bisa mudah diterima oleh otak. Apalagi habis sembahyang pula. Konsekuensinya ya kita harus tidur lebih awal agar bisa bangun lebih pagi dan esok harinya tidak ngantuk.

Kiat kedua adalah menambah wawasan dengan banyak berdiskusi kelompok atau bertanya kepada teman atau orang yang lebih tahu tentang mata pelajaran yang akan diujikan. Termasuk dalam kiat ini adalah ikut bimbingan belajar atau les privat. Hal ini terkadang perlu karena ada strategi-strategi khusus dalam mengerjakan sebuah soal agar bisa selesai dengan cepat. Pengalaman kakak-kakak kelas kita dulu dalam mengerjakan UAN juga dapat kita gunakan sebagai acuan.

Tetapi ini bukan berarti aku mewajibkan temen-teman untuk ikut bimbel atau les privat lho ?! Mengingat biayanya yang tidak murah dan sebagian dari kita ekonominya juga hanya berkecukupan saja, maka membuka diri dengan banyak bergaul dengan teman-teman kita yang ikut les adalah juga solusi yang cukup baik.

Nah, ini dia kiat terakhir dan sangat penting yang terkadang malah kita lupakan : meminta restu kepada orang tua dan berdoa kepada tuhan. Keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kepintaran dan kerja keras semata tetapi juga oleh faktor psikologis dari dalam diri orang tersebut. Restu dan doa orang tua tentulah memberikan spirit baru pada jiwa kita. Juga dengan doa yang kita lakukan sendiri. Bukankah sudah banyak cerita tentang orang-orang sukses yang berhasil karena restu orang tua dan doanya kepada tuhan ?!

Mudahkan kiat dari aku ?! Cuma tiga buah saja. Hal-hal diatas kalo benar-benar teman-teman lakukan niscaya UAN mendatang akan sukses. So...ngga ada yang sangat berat to dari UAN. Seperti iklan shampoo di tv : UAN ? Siapa takut...!!

Tak perlulah kita menggunakan cara-cara jadul seperti nyontek dan semacamnya. Kuno. Malah merugikan diri kita sendiri. Waktu kita banyak tersita untuk membuat kepekan yang belum tentu keluar. Juga sangat merugikan buat masa depan : rasa percaya diri kita menjadi hilang !

Nah, sebagai penutup aku hanya berpesan agar teman-teman menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dan prima. Jangan banyak memforsir tenaga yang berlebihan supaya besok sewaktu UAN tiba, badan dan pikiran kita bisa fresh. Soal-soal pun bisa kita kerjakan dengan lancar.

Salam dan sukses selalu di UAN mendatang.

(Lalang, penulis yang menulis untuk kepuasan diri sendiri)



TEMA EDISI DEPAN:

Televisi, Tontonan Ideal?

Ilustrasi :

Hari ke hari, televisi menyajikan tontonan yang makin beraneka ragam mulai film kartun yang disusupi adegan kekerasan bahkan pornografi, sinetron-sinetron gak jelas, sampai pemilihan macam-macam idola instan. Meskipun masih banyak program televisi yang mendidik, masyarakat lebih memilih larut dalam program-program yang mengusung hedonisme. Bagaimana menyikapi fenomena ini? Kirim tulisan kalian ke Prasasti ya. Kami tunggu.

Label:

Kata Kamoe Edisi 6/2008

Bulan April dan Mei merupakan bulan Ujian Nasional yang membuat jantung berdebar kencang, terutama bagi teman – teman kita yang duduk di kelas 3 SMP / SMA sederajat atau adik – adik kita yang masih kelas 6 SD. Ya, UAN merupakan suatu moment yang membuat deg-degan , bukan saja bagi si murid, tapi juga orang tua serta guru. Untuk mencapai kesuksesan tersebut berbagai upaya dilakukan, mulai dari les, ikut bimbingan belajar, karantina sampai dengan cara klasik, yaitu nyontek. Nah, untuk yang terakhir ini apakah masih ada ? bagaimana pendapat temen-temen kita termasuk guru serta orang tua murid mengenai nyontek ini !
Afifudin Zuhri (17) pelajar kelas 3 di SMK Ma’arif 1 Wates ini mengatakan bahwa ujian dengan nilai rata-rata kelulusan 5,25 ini membuatnya takut juga, tapi harus optimis “pasti bisa” katanya. Ditanya tentang mencontek, masih perlu jika kepepet “ nek raiso tenan arep piye maneh, wong wis berusaha sekuat tenaga kok ! “ katanya. Menurutnya mencontek merupakan jalan terakhir supaya nilainya baik. Dalam menghadapi UAN ini ia belajar setiap hari, banyak berdoa dan beribadah serta meminta restu kepada orang tua dan kepada semuanya katanya. Lain lagi dengan Sunarko (15) pelajar kelas 3 di MTs N Wates ini. Ujian Nasional kali ini membuatnya deg-degan, takut ndak gak lulus. Apalagi dengan nilai rata-rata kelulusan 5,25 “memang sulit” katanya. Soal mencontek, dia ber[pendapat tidak perlu, ndak ketahuan. “ jika ketahuan dikeluarakan “ katanya sambil tersenyum. Untuk menghadapi UAN ini dia banyak belajar materi-materi yang akan diUAN kan. Bagi orang tua murid seperti Sukiyah (42) pedagang di pasar Wates ini mengaku pasrah sing kuaso melihat kedua anaknya yang akan menghadapi ujian nasional ini. “Aku raiso nuturi, isane mung ndungaake” katanya. Untuk mencontek menurutnya tidak perlu. Nilai 4 atau 5 jika itu merupakan hasil pikirannya sendiri, itu lebih membanggakan. Dalam menghadapi UAN, ia bertindak disiplin terhadap anaknya. Sehabis sholat maghrib TV harus mati, harus digunakan untuk belajar. Lain lagi bagi Didik Komaidi (35) guru di MAN 2 Wates harap-harap cemas melihat anak didiknya yang akan UAN. “3 materi pelajaran saja berat, apalagi menjadi 6 pelajaran. Ditambah syarat nilai yang naik” katanya. Menurutnya, mencontek tidak perlu. Kita harus jujur dan percaya pada diri sendiri. Oleh karena dalam menghadapi UAN ia memberi beberapa kiat, yaitu belajar yang rajin dan secara continue, “tidak mendadak” katanya. Sering latihan soal-soal, kalau bisa ikut bimbingan belajar atau ikut les. Yang terakhir adalah banyak berdoa.

Label:

Gurat Edisi 6/2008

Sekilas Pandang

Astiliano


(untuk yang merasa)

Dan kau sembunyikan dimana pandangku
Setelah matamu membisu diam membatu
Di rekah senyummu yang tersungging
Atau tatapmu beku
Diiringi tarian sang rembulan pagi
Dimana kau sembunyikan ?
Kucari lewat desiran darahku
Tapi yang ada hanya wajahmu ayu
Dimana kau sembunyikan ?
Ku buka-tutup jendela
Kau kembali tersenyum
Dengan tarian rembulan pagi

Eks perpusda, 2007



Memory Cinta

Sigit Dwi Prasetya



Lewat bahasa kalbu
Ku coba rasakan khayalmu
Disisi kenanganku bersamamu

Tajamnya pisau
Tak setajam tatapan matamu
Yang menggores kerasnya batu hatiku

Butir-butir cinta yang jatuh
Seolah menandakan kehancuranku
Dengan kenangan yang menyakitkan

Kutahu.....
Lamunan ini sesaat lagi akan hilang
Tapi kenangan ini telah terukir dan membeku di hati.



Jithungan

Landung



satu..dua...tiga...empat.... ....
urutkan angka demi angka,
beri waktu pada mereka,
aku sedang jaga...

pat tujuh...pat dlapan..pat sembilan..LIMAPULUH!!
cukup sudah ludah tercurah..
aku akan mulai mencari.

dimana mereka ??
tempat sembunyi tak ada
aku hampir putus asa !

ternyata mereka...
di depan tv, di bilik-bilik warnet,
di depan ps, di warung-warung rokok..
tinggalkan aku yang terpojok.

kapan mereka?
berlari tapakkan kaki,
sibakkan daun tuk sembunyi...
aku kan terus jaga,
sampai mereka tak bisa lagi
tertawa...



Gelap

Lintang Selatan



Embun yang dingin itu
Menggigil ketakutan
Bukan mentari yang tak-sedia hangatkan
Tetapi aku telah menabur cinta dalam kepedihan
Ku-terpaku melihat wajah itu
Masih hitam pekam,...

Langit renungan,15.04.08




Astiliano adalah punggawa komunitas Lumbung Aksara yang sekarang sibuk menimba ilmu di PP Al-Muhsin Krapyak, sambil mencari cinta.

Sigit Dwi Prasetya, penyair kelahiran 6 Desember 1990 dan masih sekolah di MAN 1 Wates. Tinggal di Samigaluh.

Landung, aktif di komunitas Padhang mBulan, suka naik gunung dan rengeng-rengeng di tepi kali. Akses tentangnya di www.jangkrikngerik.blogspot.com

Lintang Selatan nama pena dari Hendri Sulistya penyair dan juga penulis tinggal di Cauman City tepian sungai Serang,lahir di atas pembaringan di bawah atap langit keheningan dengan suara tangis kegembiraan,150585.

Label:

Rabu, 20 Agustus 2008

Pengantar Edisi 5/2008

Hi guys, gimana Valentine kemarin,sudah menebar cinta buat dunia? Gimana dengan bulan ini? Ada sebuah pertanyaan yang lumayan populer dilemparkan dalam pertemuan di kalangan temen-temen Prasasti ; sudah ke warnet belum, sudah buka e-mail belum? Kebutuhan akan akses internet di masa sekarang sama pentingnya dengan makan dan minum, ya kan? Teknologi ini menembus semua lapisan masyarakat dari anak-anak sampai orang dewasa. Trus, disamping kemampuannya menyediakan jutaan informasi yang kita butuhkan, ada nggak sih dampak negatif atau kerugian dari teknologi yang disebut internet itu?

Kali ini Prasasti menyajikan pandangan dan tanggapan temen-temen terhadap teknologi internet serta banyaknya warnet yang bertumbuhan di lingkungan kita. Memang, dari sisi peluang, warnet masih merupakan lahan bisnis yang sangat menjanjikan apalagi di kota kecil kita ini. Kru Prasasti punya pengalaman, hampir selalu kebagian antri kalo lagi butuh nge-net! Padahal warnet sudah sekian banyak. Fantastis kan? Tapi ada juga donk efek dalam masyarakat kita entah itu baik atau buruk. Segala hal pasti mempunyai sisi yang bertolak belakang. So, met baca deh. Siapkan diri untuk tidak gagap namun juga sekaligus tidak menjadi korban teknologi. Let’s do our best!


"Perubahan sosial yang bergerak melalui perubahan rekayasa sosial harus dimulai dengan perubahan cara berfikir. Mustahil ada perubahan ke arah yang benar, kalau kesalahan berfikir masih menjebak benak kita. (Jalaludin Rakhmat)"

Label:

Sorot Edisi 5/2008 - WAJAH BARU ITU BERNAMA INTERNET

WAJAH BARU ITU BERNAMA INTERNET

Internet, siapa yang yang tak kenal dengan barang tersebut ? tentu temen-temen sudah pada kenal atau bahkan pernah berselancar dengannya. Ya, barang tersebut kini seolah merupakan “identitas” generasi abad sekarang.

Untuk bisa mengakses internet tersebut, temen-temen tidak perlu repot-repot lagi. Soalnya disekolah, dikantor, diperpust atau dirumah temen-temen sendiri sudah banyak yang dilengkapi dengan fasilitas tersebut. Bila tidak, kita bisa mendapatkannya di warnet-warnet yang akhir-akhir ini menjamur bak musim hujan. Biayanya juga tidak mahal-mahal amat kok, cukup Rp. 3000; saja kita bisa melihat seluruh isi dunia tanpa perlu menggunakan indera ke enam kaya dalam filmnya Mak Lampir. Apalagi kalau pas happy hour,wuih...murah rek !, cukup bayar Rp. 2000; kita sudah bisa melihat isi jagad ini.

Tapi temen, sempat kebayang tidak, walaupun kita bisa mendapatkan banyak kemudahan dari adanya internet, kita juga bisa terjerumus dalam lobang yang malah bisa merugikan diri kita sendiri. Mau tahu, makanya baca sampai selesai !, tapi inget..tulisan ini lahir karena adanya kekaguman yang kritis pada teknologi, dan tidak dimaksudkan untuk mengkakimi atau mencari sisi negatif teknologi semata. Tetapi sebaliknya, untuk memahami gejala yang disebut teknologi sehingga kita dapat mengintegrasikannya dengan sektor kehidupan lainnya. Bingung kagak ?

Abad Informasi
Temen-temen, tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi khususnya informasi berjalan sangat cepat. Yang paling kentara ya HP sama internet. Dua hal tersebut sudah seperti bagian kehidupan yang tidak bisa dipisahkan. So, orang beramai-ramai untuk bisa akrab dengan barang tersebut biar tidak disebut dengan gaptek atau ndeso. Yang tinggalnya di desa jangan marah lho....!

Oleh karena itu baik pemerintah maupun sekolah mengkampanyekan kepada warganya supaya untuk lebih dekat hal tersebut. Tidak sekedar himbaun semata, malah pakai iklan segala lho ! Hal tersebut dimaksudkan agar kita tidak ketinggalan dari negara-negara tetangga yang memang lebih dulu akrab dengan teknologi informasi (IT) tersebut. Emang kita sudah tertinggal !

Nah, bagi meraka yang mampu menangkap situasi tersebut, tentunya hal itu merupakan peluang bisnis yang menjanjikan. So, di sana-sini mulai menjamur warnet-warnet dengan segala fasilitas serta kemudahan yang ditawarkannya.

Kini ngenet seolah trend baru setelah HP. Dari mulai anak SD sampai mahasiswa, bahkan masyarakat umum juga begitu akrabnya berselancar dengan innternet. Bahkan anak TK pun sudah mulai dikenalkan dengan internet tersebut, biar tidak gaptek katanya. Mereka bisa betah berlama-lama didepan internet tersebut, bahkan sampai bela-belain gak masuk sekolah alias bolos hanya sekedar untuk ngenet. Apa kagak gila itu ?

Nah, seperti itulah yang dinamakan terjerumus dalam “lobang” teknologi. Memang, dengan internet tersebut kita bisa mendapatkan apa saja, mulai dari kitab kuning ala pesantren sampai dengan adegan mesum sepasang muda-mudi. Ngeri gak tuh ?

Nah, disitulah permasalahanya. Ketika sebuah teknologi sudah disalah gunakan. Kalau untuk yang positif sih gak apa-apa, lha kalau yang negatif, apa gak berabe !. Masa-masa remaja merupakan usia yang masih labil terhadap hal-hal yang baru, terlebih pada hal-hal yang berbau tabu. Rasa untuk ingin tahu sangat besar. Nah, disinilah peran dari pengelola warnet, sekolah, masyarakat, lembaga keagamaan, orang tua bahkan pemerintah dituntut keaktifannya. Tentunya diawali dengan bentuk-bentuk penyadaran, bukan tindakan represif yang kayak di TV itu.

Kepedulian Bersama
Setiap teknologi yang berkembang akan selalu membawa dampak positif dan negatif, tak terkecuali internet melalui warnet-warnetnya. Yang paling kentara adalah manakala banyak pelajar yang ngenet disaat jam-jam sekolah, masih pakai seragam lagi !. banyak juga kita saksikan ketika ada muda-mudi yang ngenet berdua sampai larut malam, entah yang diakses apa...dan apa yang mereka lakukan diruangan itu. Ini bukannya negatif thinking lho. Tapi perlu diingat temen, kita berada dinegara Indoensia yang kental dengan budaya ketimurannya yang masih memegang tata krama. Gitu ..!

Yang lebih parah lagi ketika ada temen-temen kita, terutama yang masih kecil alias belum gede mengakses situs-situs yang tidak layak dilihat, situs-situs porno atau yang berbau kekerasan maksudnya!. Karena keseringan nonton yang gitu-gituan, akibatnya kebawa dalam kehidupan sehari-harinya. Misalnya melakukan free sex, tindakan pencabulan, pemerkosaan atau tindakan kekerasan lainnya. Inikan memalukan namanya. Ya atau ya..?

Terkait dengan posisi kita sebagai bagian dari masyarakat adalah manakala kita menjadi sosok yang individualis, alias tidak mau ngumpul dengan warga. Akibatnya kita bisa dianggap sebagai makhluk asing “alien” lantaran tidak mau kumpul dengan tetangga kita. Bagai mana hal itu bisa terjadi ?. Ya, karena keseringan kita nongkrong diwarnet sampai-sampai menjadi lupa waktu. Pada hal, pada hal dikampung waktu itu ada kerja bakti, layatan, gendurenan, tahlilan atau acara-acara lain yang melibatkan warga. Nah, kalau kita tidak hadir, apa tidak akan digunjing oleh tetangga. Kalau hanya satu atau dua kali tidak hadir mungkin tidak apa-apa, lha kalau sampai bekali-kali itu kan mengasingkan diri namanya. So, temen-temen jangan seperti itu ya!
Oleh karena itu, diperlukan kerjasama yang sinergis antar bebagai pihak. Pihak warnet barang kali harus membuat aturan yang tegas, seperti pada saat jam sekolah pelajar dilarang masuk, anjuran kepada user agar tidak membuka situs-situs porno atau yang tidak baik lainnya, bagi muda-mudi yang sedang ngenet berdua dianjurkan agar tidak berbuat yang neka-neka.
Pihak sekolah juga harus lebih disiplin dalan mengawasi anak didiknya, terlebih ketika jam-jam sekolah. Proses penyadaran adalah senjata yang paling ampuh dalam mensikapi hal tersebut. Orang tua juga tidak boleh menutup mata melihat hal tersebut, pengawasan serta pendidikan agama merupakan langkah preventif yang paling efektif.

Temen, kita memang tidak boleh gaptek dengan teknologi informasi, tapi jangan sampai kita terlena karenanya.

Sukardi Cimeng
(Pemimpin Umum Prasasti)


Tema Bulan Depan

Ilustrasi:
UAN telah tiba, berbagai strategi gencar dilancarkan para siswa. Ada yang ikut bimbel, privat dan ada yang masih setia dengan strategi lama namun lumayan diandalkan, dan dilakukan dengan metode baru; nyontek. Hari gini masih nyontek? Gimana menurut kamu? Kirim deh pendapat kamu max 850 kata ke alamat redaksi. See you bye bye...

Label:

Kata Kamoe Edisi 5/2008

Teknologi informasi berkembang begitu pesat sehingga seolah dunia ini terasa sempit. Tak terkecuali pula dengan internet. Teknologi ini mampu membius generasi muda kita, hingga kadang lupa waktu. Seperti dituturkan Putri (15) pelajar SMU 1 Wates, yang mengatakan internet membuat pengetahuannya tambah luas. Namun juga harus hati-hati sebab bisa menghabiskan banyak uang dan waktu. Dengan adanya kebebasan akses, ia menyarankan supaya membuka situs-situs yang baik-baik jangan yang berbau porno, “ Mempertebal iman adalah yang terpenting ” himbaunya. Bagi anak-anak kecil, hendaknya orang tua lebih ketat, kemana anak pergi ortu harus tahu, supaya tidak buka situs yang jelek-jelek tuturnya lagi. Terkait dengan banyak pelajar yang ngenet saat jam sekolah, menurutnya warnet harus tegas, salah satunya dengan menunjukkan kartu pelajar.

Lain lagi dengan Angga (13) pelajar kelas 2 di SLTP 2 Pengasih ini mengatakan,dengan warnet kita jadi tidak gaptek. Namun juga harus hati-hati, “ bisa ketagihan” tuturnya. Terkait adanya siswa yang mbolos, tidak sampai ke sekolah karena nge-net ia menyarankan supaya ada aturan yang jelas dari pihak warnet. Misal pada saat jam sekolah pelajar dilarang masuk. Bagi sekolah sendiri supaya menganjurkan siswanya agar tidak membuka situs-situs yang seronok katanya. Bagi ortu supaya mengawasi aktivitas anak-anaknya, misal pergi tidak lama-lama, kemana anak pergi orang tua harus tahu sarannya lagi.

Sementara Wikankara (22), mahasiswa semester 8 ISTA Yogyakarta, menuturkan warnet memang merupakan fenomena baru di Kulon Progo beberapa tahun terakhir ini, namun bermanfaat atau tidaknya relatif juga. “Sebagian besar user muda biasanya nge-net cuma buat seneng-seneng, seperti friendster dan chat. Kalau buat aku pribadi ya banyak pentingnya coz membantu kelancaran kuliah”, katanya. Namun biar bagaimanapun, menurutnya keberadaan warnet tetaplah penting sebab setiap orang pada zaman ini membutuhkan informasi yang cepat dan up to date, meskipun ada efek negatif yang muncul. Untuk meminimalkan efek negatif, menurutnya dibutuhkan kepedulian pengelola warnet untuk mem-blok situs-situs dewasa, pornografi dan kekerasan pada jam-jam tertentu.

Senada, Girra (21), operator internet di Wates ini mengungkapkan sisi positif teknologi internet, informasi cepat didapat, memudahkan pengiriman surat, transaksi e-commerce,mengembangkan intelegensi dan wawasan serta membuatnya berinteraksi dengan orang-orang di penjuru dunia. “Menghilangkan batas fisik dan menciptakan dunia baru” tuturnya. Ia sependapat bahwa user muda kebanyakan larut dalam friendster dan chat, menjadikan anak sekolah kurang produktif karena menggunakan lebih banyak waktu untuk hal tersebut. Ia menuturkan, meskipun dibuat peraturan pelajar tidak boleh nge-net pada jam sekolah, akan sangat sulit pada pelaksanaannya. Jalan tengahnya memang mem-blok situs-situs porno dan hanya membukanya pada jam-jam tertentu.

Label:

Gurat Edisi 5/2008

Ah ......!

Amin Nugroho

Mata-mata zaman
Menatap tajam diriku
Yang tersudut dalam ruang waktu
Beku

Ku ingin menghilang
Terbang bersama angin
Lenyap dalam gelap

Ranting pohon menyapaku
Lewat gemerisik dedaunannya
Menggugah kalbu
Yang terlamun dalam penyesalan



Kepada Hujan

Jawabyfirdauzy

Pada senja yang basah
Tertatih saat sendiri
Bersama kembara angan
Menjelajah sekat sepi
Yang masih tertinggal


Tentang Butir Malam, Mimpi-mimpi Itu

Timur Jingga

; untuk penjaga hatiku

Butir malam yang kau jatuhkan, kutadah juga di telapak tangan
entah sejak kapan, mimpimimpi kita memaksa nyata
hingga titiktitik menjelma segaris perjumpaan, anganangan menjelma kejadian

Butir malam yang kita kumpulkan, tergenggam juga di telapak tangan
entah sampai kapan, mimpimimpi kita mampu bertahan
hingga perjumpaanperjumpaan kembali menoktah, kejadiankejadian menjelma kenangan

(Kau adalah sebaris puisi yang merasuk jauh
mengoyak hening malam sampai fajar meretas di jendela)


Selagi Bertemu

Girra Martinda

Selagi di depanmu...........
jelek sekali,
kupikirkan bagaimana nanti
setelah pertemuan ini
mencari gantimu ?

Selagi di depanmu ..........
jelek sekali,
kupikirkan bagaimana mungkin
selama pertemuan ini
Di antara kita berdiri tembok yang tinggi

Selagi di depanmu ..........
kubayangkan , sebuah dunia
tanpa suara........tanpa musim
tanpa gerak.........semua mati

Selagi di depanmu............
kutahu , setelah ini
Adalah RINDU .....................
mengejar sampai mati
selagi di depanmu............
aKu tAhu , dUka aBad! .........................



Amin Nugroho adalah siswa SMK Maarif 1 Wates, punya motto begini; Ku ingin hidup bersama sastra. Menulis kejujuran dalam untai kata. Makna hidup dalam fana. Keluarkan rasa dalam dada.

Jawabyfirdauzy, lajang ini lahir di Kulon Progo, 1 Juli 197...(rahasia), pernah menjadi salah satu pemenang lomba menulis di majalah “Tarbawi”,hobi baca, menulis dan melukis, terobsesi pengen punya perpustaan + taman bacaan, aktivitasnya sekarang di rumah dan berorganisasi, katanya.

Timur Jingga, gadis ini mengaku pernah sekolah di SMU 1 Wates, punya mimpi berumah di tepi pantai, bangun pagi hari, buka jendela, melihat ombak dan menulis.

Girra Martinda, lahir 12 Maret 1987. Gadis energik yang punya nama maya cy_irish ini mengaku susah mengungkapkan perasaannya. Profilenya bisa diakses di www.friendster.com/irishanbawang. Dapat dihubungi di no 085868478899

Label:

Pengantar Edisi 4/2008

Halo semua, tahun dan bulan berganti, pastinya semangat baru juga tumbuh donk. Friends, sebelumnya kru Prasasti mohon maaf karena tertunda beberapa edisi , itu semua disebabkan kami sedang menggodok konsep baru untuk Prasasti. Tampilan Prasasti kali ini berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya, kami menetapkan beberapa rubrik baru. Pembahasan utama diberi nama SOROT mencoba menampung sikap kritis dan peduli temen-temen semua terhadap fenomena sosial di sekitar kita. KATA KAMU menampung tanggapan temen-temen terhadap tema yang diangkat dalam SOROT. Untuk sastra khususnya puisi kami sediakan rubrik GURAT. Temen-temen boleh mengirimkan tulisan ke alamat redaksi, khusus untuk rubrik Sorot, tapi yang sesuai dengan tema donk maximum 850 kata. Kami tunggu ya.

O,ya pembahasan untuk kali ini, mengambil moment hari kasih sayang alias hari Valentine Prasasti mencoba menyajikan cinta dalam makna yang luas, tak sebatas hanya kepada pacar atau kekasih, seperti pemaknaan hari Valentine pada umumnya di zaman sekarang. Valentine tidak melulu tentang coklat dan bunga atau kartu pos cinta (zaman sekarang sudah diganti e-card kali ya? hehehe..). Terus tentang apa donk? Ciao! Selamat membaca deh.


"Cinta bukan sekedar hasrat bergelora dari rasa puas yang tak pernah tersisa, atau gejolak kerinduan yang tak tertahankan dari nafas yang tercengal....."

Penggalan liris sajak Aguk Irawan Mn, CINTA, Yogyakarta 2004

Label:

Sorot Edisi 4/2008 - SELAMATKAN DUNIA DENGAN CINTA

Hari Valentine, remaja mana sih yang tak kenal? Moment yang diyakini sebagai hari kasih sayang ini, mereka berlomba menunjukkan cinta terhadap orang terdekat. Media-media cetak, khususnya yang punya segmen pembaca remaja ramai-ramai mengekpos moment tersebut, televisi juga tak mau ketinggalan, menyajikan seabrek tontonan yang berbau cinta, bahkan atmosfirnya sudah terasa jauh hari sebelumnya lewat promo-promo yang gencar dilakukan.

Sebenarnya, bagaimana sih asal-usul dari hari Valentine tersebut ? Menurut kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Zeus dan Hera. Sementara tanggal 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, perayaan dewa kesuburan (Lupercus) dimana dalam bagian ritualnya adalah mempersembahkan seekor kambing pada sang Dewa, minum anggur, berlari-lari di jalan sambil menyentuh siapa saja yang dijumpai supaya dikaruniai kesuburan. Versi lain, menurut Catholic Encyclopaedia 1908, nama Valentinus merujuk pada nama tiga martir atau santo yang berbeda, namun tidak diketahui dengan jelas hubungan martir-martir ini dengan hari Valentine.Meskipun begitu, Paus Gelasius I (katanya nih) sengaja menetapkan tanggal 14 Februari sebagai hari Valentine untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang jatuh tanggal 15 Februari. Versi yang paling terkenal, legenda dari era abad pertengahan mengenai St. Valentinus yang secara rahasia membantu menikahkan serdadu muda Romawi yang pada masa itu dilarang oleh Kaisar Claudius II. Akibatnya sang santo dihukum mati oleh kaisar. Sebelum mati, ia menulis sebuah catatan kecil yang diberikan kepada sipir penjaranya, tertulis 'Dari Valentinusmu'. Wuih, cukup ribet. Yang jelas, hari Valentine di zaman sekarang identik dengan perayaan cinta.

Kasih sayang itu luas, terhadap diri sendiri, keluarga, kekasih, binatang, tanaman atau lebih luasnya lagi kepada alam semesta. Kasih sayang tidak memerlukan moment khusus untuk ditunjukkan, ia mengalir setiap detik seirama detak jantung kita. Kalau pun ada yang perlu greget untuk menunjukkan perasaan cinta, maka sah-sah saja memanfaatkan moment 14 Februari, lepas dari merayakannya atau tidak.Dan kalau kita bicara tentang kasih sayang, kita bicara tentang kepedulian pada orang lain, dalam skala luas, love to the world.

Menebar kasih sayang pada dunia dapat dimulai dengan bersyukur terhadap apa yang kita miliki dilanjutkan dengan menyayangi diri sendiri. Menyayangi diri sendiri berarti tidak merugikan diri sendiri. Maen game boleh, tapi jangan lupa juga belajar, lebih-lebih yang mau ujian! (susah nih buat yang suka banget game online), gampangnya, ingat waktu lah…, nge-net oke-oke saja asal bisa memilah mana situs yang perlu diakses dan yang tidak, biar tidak keblinger, menjadi korban teknologi. And stay away from drugs (meskipun selebriti idola kita make, gak berarti harus ikutan make donk). Terus, buang sampah pada tempatnya. Lho, apa hubungannya hari Valentine dengan buang sampah? Makanya baca terus.

Selanjutnya, tebarkan kasih sayang pada orang lain; keluarga, sahabat dan kekasih. Bisa ditunjukkan dengan cara memberi perhatian, saling membantu, memberi hadiah pada hari lahirnya, pokoknya banyak lagi lah….asal yang positif dan sesuai dengan budaya dan norma masyarakat di sekitar kita. Beberapa waktu lalu, seorang teman yang cukup lama bekerja di industri retail/supermarket berbagi kisah. Setiap hari Valentine, supermarket menggunakan moment tersebut untuk mendongkrak penjualan produk-produk seperti coklat, bunga, dan (maaf) kondom. Tahu gak, benda yang terakhir disebut ternyata mencapai angka penjualan cukup tinggi dan sebagian besar pembelinya adalah muda-mudi. Parah nggak, seolah-olah free-sex itu wajar-wajar saja seperti di negara Barat. Di Barat, love identik dengan sex. Cermati saja istilah mereka, making love aktivitasnya sama dengan having sex. Masih banyak cara menunjukkan cinta tanpa mengorbankan kehormatan lho. Show how to love not to make love. Pokoknya, bagi yang merasa cinta pada Indonesia, jangan sekali-kali melakukan hal yang demikian lah...malu donk kepada para pahlawan yang telah menorehkan darah untuk Indonesia. Juga kepada Tuhan tentunya.
.
Then, tebarkan kasih sayang pada dunia. Penasaran apa hubungan buang sampah dengan hari kasih sayang? Jika setiap orang tidak membuang sampah sembarangan, keindahan yang akan kita nikmati, dan tentu saja mengurangi resiko banjir dan penyakit. Jika banjir datang, berapa ribu orang yang kena dampaknya, mengungsi dan terkena penyakit? Bahkan yang tidak bersalah pun juga kena imbasnya, kasian kan. Dengan tidak buang sampah sembarangan , berarti kita sudah mewujudkan rasa cinta dan peduli kepada dunia. Mudah kan.

Awal tahun ini, pemerintah juga melangkah menebar kasih sayang pada dunia lewat kebijakan meminimalkan penggunaan zat-zat perusak ozon dan penyebab efek rumah kaca. Efek rumah kaca menaikkan suhu bumi rata-rata 1-5°C, disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Meningkatnya suhu permukaan bumi mengakibatkan perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Kebayang kan akibat radiasi sinar ultraviolet tersebut; kanker, mutasi sel, dll? Ngeri kan. Pendek kata, menjaga lingkungan hidup adalah bentuk kasih sayang terbesar pada dunia dan itu berarti juga menjaga kehidupan kita sendiri.

So, kasih sayang itu memang wajib hukumnya. Semua agama menganjurkan hal yang demikian. Seorang penyair bernama W.H Auden, menulis; saling mencintai atau punah dari muka bumi. Jadi, cinta memang tak berbatas hanya kepada kekasih saja.Cinta orang-orang di sekitar kita, lingkungan hidup ;bumi tempat tinggal kita. Menunjukkan cinta bisa setiap hari, setiap waktu, setiap jam bahkan setiap detik kok, gak hanya hari Valentine saja (setaon sekali? kelamaan).Pokoknya, tiada hari tanpa kasih sayang. Hidup memang harus penuh dengan cinta. Selamat menebar virus-virus cinta dan kedamaian di bumi.


Fajar R. Ayuningtyas
Pemimpin Redaksi Prasasti


TEMA BULAN DEPAN:

Fenomena Menjamurnya Warnet di Kulon Progo


Ilustrasi : Di Kulon Progo sekarang mulai menjamur adanya Warnet. So masyarakat beramai-ramai untuk mengakses barang tersebut, mulai dari anak SD sampai masyarakat umum. Terlepas dari sisi positif dari warnet tersebut, tentunya akan membawa dampak pada perubahan culture(budaya pada masyarakat) terutama pada generasi muda. Menanggapi hal tersebut, kirimkan tulisan temen-temen maksimal 850 kata ke PP Zahrotul Jannah atas nama Nurul Noviyanti atau emailkan saja ke : prasasti_kp@yahoo.co.id paling lambat tanggal 18 Februari 2008.

Label:

Kata Kamoe Edisi 4/2008

Herwi, 23 tahun, wiraswasta.

Hari kasih sayang, sebentar lagi akan datang yaitu pada tanggal 14 Februari, ITU menurut pendapat sebagian banyak orang. kalau menurut saya, hari kasih sayang ya setiap hari. Sayang kepada orang tua, teman, sahabat, lingkungan dan yang pasti adalah rasa sayang kepada-Nya. yang telah menciptakan kita.

Tentu kita tidak ingin kehilangan kasih sayang mereka kan. Sayangi mereka semampu kita, kepada orang tua, hormati taati perintah dan nasehatnya selama itu benar, teman/sahabat, jangan sakiti mereka. Bagaimana cara menyayangi lingkungan kita, tentunya teman-teman semua juga sudah tahu, itu dimulai dari diri kita, misalnya jangan buang sampah sembarangan, itu contoh sangat kecil saja. Yang apabila semua orang berpikiran seperti itu tentunya bumi ini akan menjadi bersih. Dan wujud kasih sayang alam, kalau kita menyanginya tentu tidak akan ada yang namanya Bencana alam dimana-mana seperti sekarang ini….Dan yang paling penting, kita paling nggak mau kehilangan kasih sayang dari-Nya.

Sarifatun, 20 Tahun, mahasiswa UNU

Hemat saya cuntakasih itu ada dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu, semua tidak hanya ditujukan kepada orang terdekat saja, tapi kita bisa menyayangi makhlik Allah yang lain yang mereka juga membutuhkan kasih sayang kita, kita harus peduli dengan anak-anak terlantar, bagi yang masih pelajar setidaknya kasih sayang bisa diungkapkan dengan doa dan smile....serta berusaha membantu mereka, serta juga dengan lingkungan. Kita sebagai orang awam setidaknya turut serta menjaga kebersihan,keindahan agar tidak terjadi wabah penyakit dan bencana alam. Kita sayang terhadap tanaman, merawat dan melestarikan , menjaga lingkungan agar tetap bersih dan nyaman. Adapun terhadap bencana, kita harus tanggap dengan menggalang dana/memberi sumbangan baik tenaga/materi untuk membantu, misalnya ikut PMI dan berhubungan dengan eleman-elemen masyarakat untuk mengajak, ayo to membantu. Intinya kita harus peduli dan kritis. Jangan jadikan valentine dengan hal-hal negatif. Gunakan untuk hal yang positif. Kita terapkan kegiatan yang bermanfaat dengan kajian agama, mengadakan hadroh, sholawatan, itu Ok banget, dan menikmati alam bersama ditempat yang asri agar terima kasih kita kepada Sang Pencipta yang kita cintaterasa nyata, dengan kebersamaan kita dalam bersyukur.

Label:

Gurat Edisi 4/2008

Ziarah Hati

Imam Wahyudi

menelusuri relung hatimu
berusaha menguak tanya
rahasia yang membuatku ragu
gamang walau rindu meradang
sayangku...
tak sekedar singgah:
aku ingin kekal


Untitled

Nurul Novianti

Ketika sebuah rasa menghambur di pelataran cinta
Aku masih tegak
Aku begitu ingin sirna!

22 Januari 2006
00.05

Jauh dalam belantara ada telaga, rimbun pohon
memayung tepinya. Rapat perdu sembunyikan cantiknya
Rusa-rusa menderum minum airnya

00.06

Telaga itu begitu tenang. Airnya bening bak
kaca. Sesekali beriak ditiup semilir angin
Telaga itu tersembunyi jauh dalam
belantara jiwa tiap insan

Bila ia sadar

Berkas yang tertinggal dari masa lalu


Mantel Kulit Dari Zambia
Untuk Andini yang terlupakan)

Sri Hardhian

Coklat tua bergaris merah muda
maafkan aku,
karena senyummu tertunda
sebab buruknya cuaca hatiku

Jangan memudar,
karena beberapa babak lagi
dunia hinggap ditanganmu
dan tersenyum.

klaza, 03/11/2007



Sebuah Tanya

Andarisa

Ketika kau bermain di mimpiku, lagi
Kau menawarkan rindu yang telah
sobek beberapa bulan lalu
Lari di pagi petang bersama kupukupu kecil
Aku ikuti lariku yang ditemani kupukupu
Dan aku kembali menari
bersama selendangselendang rindu
yang kini ternoda karena sepuan debu
Ketika kau bermain di mimpiku, malam tadi
Aku pun berkata
Masihkah kau ingin meronek rindu
yang tertatih semusim ini....




Imam Wahyudi adalah penyair penggemar Pinurbo, suka makan di angkringan dan menaklukkan malam, tinggal di Tambak, Triharjo. Tulisan-tulisan tajamnya dapat diakses di http://www.ilalang-berbisik.blogspot.com.

Nurul Novianti, penulis muda yang lagi nyantri di ZeJe dan sedang bereksperimen menulis cerpen, katanya.

Sri Hardhian, siswa SMA N 1 Pengasih. Hobinya adalah semua yang berhubungan dengan sastra.

Andarisa, berstatus alumni SMA N 2 Wates. Tinggal di Panjatan.

Label: