Rabu, 20 Agustus 2008

Sorot Edisi 4/2008 - SELAMATKAN DUNIA DENGAN CINTA

Hari Valentine, remaja mana sih yang tak kenal? Moment yang diyakini sebagai hari kasih sayang ini, mereka berlomba menunjukkan cinta terhadap orang terdekat. Media-media cetak, khususnya yang punya segmen pembaca remaja ramai-ramai mengekpos moment tersebut, televisi juga tak mau ketinggalan, menyajikan seabrek tontonan yang berbau cinta, bahkan atmosfirnya sudah terasa jauh hari sebelumnya lewat promo-promo yang gencar dilakukan.

Sebenarnya, bagaimana sih asal-usul dari hari Valentine tersebut ? Menurut kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Zeus dan Hera. Sementara tanggal 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, perayaan dewa kesuburan (Lupercus) dimana dalam bagian ritualnya adalah mempersembahkan seekor kambing pada sang Dewa, minum anggur, berlari-lari di jalan sambil menyentuh siapa saja yang dijumpai supaya dikaruniai kesuburan. Versi lain, menurut Catholic Encyclopaedia 1908, nama Valentinus merujuk pada nama tiga martir atau santo yang berbeda, namun tidak diketahui dengan jelas hubungan martir-martir ini dengan hari Valentine.Meskipun begitu, Paus Gelasius I (katanya nih) sengaja menetapkan tanggal 14 Februari sebagai hari Valentine untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang jatuh tanggal 15 Februari. Versi yang paling terkenal, legenda dari era abad pertengahan mengenai St. Valentinus yang secara rahasia membantu menikahkan serdadu muda Romawi yang pada masa itu dilarang oleh Kaisar Claudius II. Akibatnya sang santo dihukum mati oleh kaisar. Sebelum mati, ia menulis sebuah catatan kecil yang diberikan kepada sipir penjaranya, tertulis 'Dari Valentinusmu'. Wuih, cukup ribet. Yang jelas, hari Valentine di zaman sekarang identik dengan perayaan cinta.

Kasih sayang itu luas, terhadap diri sendiri, keluarga, kekasih, binatang, tanaman atau lebih luasnya lagi kepada alam semesta. Kasih sayang tidak memerlukan moment khusus untuk ditunjukkan, ia mengalir setiap detik seirama detak jantung kita. Kalau pun ada yang perlu greget untuk menunjukkan perasaan cinta, maka sah-sah saja memanfaatkan moment 14 Februari, lepas dari merayakannya atau tidak.Dan kalau kita bicara tentang kasih sayang, kita bicara tentang kepedulian pada orang lain, dalam skala luas, love to the world.

Menebar kasih sayang pada dunia dapat dimulai dengan bersyukur terhadap apa yang kita miliki dilanjutkan dengan menyayangi diri sendiri. Menyayangi diri sendiri berarti tidak merugikan diri sendiri. Maen game boleh, tapi jangan lupa juga belajar, lebih-lebih yang mau ujian! (susah nih buat yang suka banget game online), gampangnya, ingat waktu lah…, nge-net oke-oke saja asal bisa memilah mana situs yang perlu diakses dan yang tidak, biar tidak keblinger, menjadi korban teknologi. And stay away from drugs (meskipun selebriti idola kita make, gak berarti harus ikutan make donk). Terus, buang sampah pada tempatnya. Lho, apa hubungannya hari Valentine dengan buang sampah? Makanya baca terus.

Selanjutnya, tebarkan kasih sayang pada orang lain; keluarga, sahabat dan kekasih. Bisa ditunjukkan dengan cara memberi perhatian, saling membantu, memberi hadiah pada hari lahirnya, pokoknya banyak lagi lah….asal yang positif dan sesuai dengan budaya dan norma masyarakat di sekitar kita. Beberapa waktu lalu, seorang teman yang cukup lama bekerja di industri retail/supermarket berbagi kisah. Setiap hari Valentine, supermarket menggunakan moment tersebut untuk mendongkrak penjualan produk-produk seperti coklat, bunga, dan (maaf) kondom. Tahu gak, benda yang terakhir disebut ternyata mencapai angka penjualan cukup tinggi dan sebagian besar pembelinya adalah muda-mudi. Parah nggak, seolah-olah free-sex itu wajar-wajar saja seperti di negara Barat. Di Barat, love identik dengan sex. Cermati saja istilah mereka, making love aktivitasnya sama dengan having sex. Masih banyak cara menunjukkan cinta tanpa mengorbankan kehormatan lho. Show how to love not to make love. Pokoknya, bagi yang merasa cinta pada Indonesia, jangan sekali-kali melakukan hal yang demikian lah...malu donk kepada para pahlawan yang telah menorehkan darah untuk Indonesia. Juga kepada Tuhan tentunya.
.
Then, tebarkan kasih sayang pada dunia. Penasaran apa hubungan buang sampah dengan hari kasih sayang? Jika setiap orang tidak membuang sampah sembarangan, keindahan yang akan kita nikmati, dan tentu saja mengurangi resiko banjir dan penyakit. Jika banjir datang, berapa ribu orang yang kena dampaknya, mengungsi dan terkena penyakit? Bahkan yang tidak bersalah pun juga kena imbasnya, kasian kan. Dengan tidak buang sampah sembarangan , berarti kita sudah mewujudkan rasa cinta dan peduli kepada dunia. Mudah kan.

Awal tahun ini, pemerintah juga melangkah menebar kasih sayang pada dunia lewat kebijakan meminimalkan penggunaan zat-zat perusak ozon dan penyebab efek rumah kaca. Efek rumah kaca menaikkan suhu bumi rata-rata 1-5°C, disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Meningkatnya suhu permukaan bumi mengakibatkan perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Kebayang kan akibat radiasi sinar ultraviolet tersebut; kanker, mutasi sel, dll? Ngeri kan. Pendek kata, menjaga lingkungan hidup adalah bentuk kasih sayang terbesar pada dunia dan itu berarti juga menjaga kehidupan kita sendiri.

So, kasih sayang itu memang wajib hukumnya. Semua agama menganjurkan hal yang demikian. Seorang penyair bernama W.H Auden, menulis; saling mencintai atau punah dari muka bumi. Jadi, cinta memang tak berbatas hanya kepada kekasih saja.Cinta orang-orang di sekitar kita, lingkungan hidup ;bumi tempat tinggal kita. Menunjukkan cinta bisa setiap hari, setiap waktu, setiap jam bahkan setiap detik kok, gak hanya hari Valentine saja (setaon sekali? kelamaan).Pokoknya, tiada hari tanpa kasih sayang. Hidup memang harus penuh dengan cinta. Selamat menebar virus-virus cinta dan kedamaian di bumi.


Fajar R. Ayuningtyas
Pemimpin Redaksi Prasasti


TEMA BULAN DEPAN:

Fenomena Menjamurnya Warnet di Kulon Progo


Ilustrasi : Di Kulon Progo sekarang mulai menjamur adanya Warnet. So masyarakat beramai-ramai untuk mengakses barang tersebut, mulai dari anak SD sampai masyarakat umum. Terlepas dari sisi positif dari warnet tersebut, tentunya akan membawa dampak pada perubahan culture(budaya pada masyarakat) terutama pada generasi muda. Menanggapi hal tersebut, kirimkan tulisan temen-temen maksimal 850 kata ke PP Zahrotul Jannah atas nama Nurul Noviyanti atau emailkan saja ke : prasasti_kp@yahoo.co.id paling lambat tanggal 18 Februari 2008.

Label:

Comments on "Sorot Edisi 4/2008 - SELAMATKAN DUNIA DENGAN CINTA"

 

post a comment